Selasa, 05 Oktober 2010

Baik pada posting kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang hypertext issues yang meliputi :


- tidak linear
- dis-orientasi dan congnitive overload

untuk menjawab pertanyaan di atas saya memakai referensi dari http://jcmc.indiana.edu/vol10/issue3/lee.html.

masalah, dis-orientasi pada hypertext adalah sebagai berikut, penjelasan dari lee, "Hypertext adalah teks komputer dimediasi yang disorot kata-kata atau judul berfungsi sebagai link ke kutipan lain atau mode informasi pendukung (Lee, 1998, 2001; Lee et al, 1999;. Lee & Tedder, 2003, 2004). Dengan cara ini, individu dapat memilih perintah mereka sendiri dan tingkat detail, dan bahkan modalitas bahan komunikasi, membentuk kohesi mereka sendiri dan urutan informasi (Lee & Tedder, 2004). " dan berikut, "Meskipun potensi hypertext untuk memperpanjang efektivitas komunikasi lewat komputer,\ banyak telah mengidentifikasi masalah, seperti disorientasi dan pengetahuan terfragmentasi, yang berkaitan dengan penggunaan hypertext. Disorientasi merupakan masalah yang paling sering dikutip. Beberapa orang menyatakan bahwa sifat nonlinier dari hypertext cenderung untuk mendorong disorientasi antara pengguna (Batra, Bisha & Donohue, 1993; Dias, Gomes, Correia, 1999; Hammond, 1989; Hammond & Allinson, 1989; Kim & Hirtle, 1995; McDonald & Stevenson , 1996,1999; Rouet, Levonen, Dillon, & Spiro, 1996; Smith & Wilson, 1993; Unz & Hesse, 1999)". 
dari dua penjelasan lee diatas jelas masalah tidak linear, dis-oreantasi dan cognitive saling bersangkutan,sifat tidak linear dari hypertext menyebabkan dis-orientasu antara pengguna karena individu pengguna dapat memilih perintah sendiri dengan tingkat detail. selanjutnya di jelaskan kembali masalah ke tidak linearan tersebut adalah sebagai berikut Potensi yang paling penting dari hypertext adalah bahwa setiap pengguna dapat berinteraksi dengan cara berbeda (Lee, 2001; Lee & Tedder, 2003, 2004, Lee, Xie, & Tedder, di tekan). Dalam hal ini, karakteristik unik dari individu yang mempengaruhi pengalaman mereka harus diselidiki seiring dengan perkembangan dan penyempurnaan teknologi baru. Tingkat interaksi dari para pengguna ini menyebabkan ketidak linearan hypertext dan Liu mengemukakan tidak linear hypertext menjadi keunggulan Liu (1994) mengidentifikasi empat keuntungan utama dari hypertext: nonlinearness, associativity, fleksibilitas, dan efisiensi. Dengan memanfaatkan keunggulan ini, banyak yang percaya bahwa hypertext memiliki banyak potensi untuk mengoptimalkan pengalaman interaksi manusia-komputer. Salah satu contoh adalah kemampuan hypertext untuk menyajikan informasi dalam berbagai modus sensorik dengan menggunakan tekstual, grafis, video, dan media audio (Lin & Davidson, 1996). dan Individu dapat mengalami disorientasi dalam dua cara: Pertama, pengguna mungkin akan mengalami kesulitan mencapai pemahaman yang koheren konten karena overload kognitif-yang dikenal sebagai disorientasi kognitif. Tipe lain dari disorientasi terjadi hanya ketika pengguna menjadi hilang dalam hiper-space-tidak tahu di mana mereka berada atau ke mana harus pergi berikutnya (Dillon, 1996; Edwards & Hardman, 1989; McKnight, 1996). Beberapa studi telah melaporkan bahwa pengguna hypertext mengalami masalah navigasi seperti tidak mengingat apa yang mereka telah atau belum membaca dan yang pasti tentang ke mana harus pergi berikutnya (Gray, 1990; McDonald & Stevenson, 1996), serta dirasakan overload kognitif (Macedo- Rouet, Rouet, Epstein, & Fayard, 2003), sementara penelitian lain tidak menemukan efek yang signifikan dari format teks komputer pada disorientasi (Eveland & Dunwoody, 2001). Salah satu penelitian bahkan menemukan hasil berlawanan dalam bahwa pengguna dalam modus linear lebih bingung daripada yang di modus nonlinier untuk tugas-tugas navigasi (Baylor, 2001). Merupakan kesimpulan mengapa timbul  cognitive overload.